Dyslexia ada hubungannya dengan gen
atau plasma pembawa sifat tertentu. Namun, gen tersebut hanya memengaruhi
kemampuan membaca, tetapi tidak memengaruhi intelegensia.
Disleksia merupakan gangguan yang memengaruhi
pengembangan keterampilan literasi dan bahasa, yaitu seperti membaca dan
mengeja.
Para peneliti
dari Welcome Trust Center for Human Genetics di University of Oxford tengah
meneliti gen yang disebut KIAA0319. Para peneliti itu sebelumnya telah
mengidentifikasi sebuah haplotipe atau karakteristik genetik yang menandai
suatu populasi (sekuen DNA-deoxyribose nucleic acid bagian ter- tentu dari gen
tersebut).
Gen itu rupanya
terlibat dalam perkembangan area otak yang bertanggung jawab untuk proses
berpikir. Mereka meneliti 6.000 anak dari keluarga-keluarga di Inggris usia
sembilan tahun.
Penelitian itu
dikenal juga Avon Longitudinal Study of Parents and Children (ALSPAC). Studi
yang mirip pernah dilakukan secara independen oleh para peneliti di Cardiff
University terhadap anak kembar. ”Umumnya, orang yang membawa variasi genetik
tersebut cenderung kurang baik dalam tes kemampuan membaca,” ujar Silvia
Paracchini dari Welcome Trust Center for Human Genetics di University of
Oxford, pemimpin studi itu.
Sekitar 15 persen
dari responden yang membawa versi mutasi gen itu cenderung mempunyai masalah
membaca, termasuk mereka yang tidak masuk kategori disleksia. ”Bahkan, ketika
mereka tidak dinyatakan memiliki gangguan disleksia masih punya masalah
membaca,” ujar Silvia.
Haplotipe yang sama mampu mengurangi aktivitas gen
KIAA0319 selama masa perkembangan fetus (janin) yang memengaruhi pengembangan
cerebral cortex, area yang berperan dalam proses berpikir.
Bagian otak
tersebut merupakan pusat-pusat sensor. Percobaan terhadap binatang menunjukkan,
dengan mengurangi aktivitas KIAA0319 akan memengaruhi migrasi neuron.
Proses tersebut
memungkinkan sel syaraf yang menciptakan lapisan bagian dalam area cerebral
cortex untuk bermigrasi keluar, ke tujuan akhir mereka.
Penemuan lain
yang menarik, gen tersebut terkait dengan lambatnya pertumbuhan di daerah
tertentu otak. Riset itu jadi sangat dibutuhkan untuk identifikasi awal
disleksia dan usulan intervensi dini saat otak masih berkembang sehingga
nantinya ada hasil positif terkait keterampilan membaca dan lainnya.
Hasil penelitian
itu hanya menemukan sebagian jawaban teka teki mengapa sejumlah orang memiliki
kemampuan membaca rendah. ”Ada faktor-faktor lain yang berkontribusi,” ujar
Silvia.
Wakil Presiden
British Dyslexia Association Prof Margaret Snowling mengatakan, gen lainnya dan
faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam menentukan kemampuan
membaca. Dia menekankan, sejumlah individu terbukti berhasil mengompensasi
gangguan tersebut dan sukses berkarier, sekalipun mereka membawa variasi gen
tersebut. (BBC/Reuters/INE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trima kasih atas komennya Gan.....