laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dan molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat di tuliskan sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2 →
6CO2 + 6H2O + ATP
(Tobin, 2005). Laju metabolisme
biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk
hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan
memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang
dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup di
ekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang
mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan,
ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen dapat
ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan
mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer scholander. Penggunaan
masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi
oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan yang
berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba.
Alat Respirasi pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat
pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea
bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksosleketon) yang
disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis
zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga
terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat
spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi
antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama
dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga,
misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang
berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar.
Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada
volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke
trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil
respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga
hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat
cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti
jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan
air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai
gelembung udara sehingga dapat menyelam ke dalam air dalam waktu lama.
Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam
gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang
mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air atau pengambilan
udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus
ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trima kasih atas komennya Gan.....